Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Penyesuaian diri dalam
bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment.
Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation),
penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri
sebagai usaha penguasaan (mastery)
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation),
padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam
arti fisik, fisiologis, atau biologis.
Penyesuaian
diri yang dilakukan oleh seseorang akan berdampak juga pada pertumbuhan
personalnya. Jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan
sekitarnya apalagi di lingkungan baru, maka pertumbuhan personalnya juga akan
mengalami peningkatan. Sekarang, apa itu pertumbuhan personal? Pertumbuhan adalah proses yang mencakup
pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel
mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus.
Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.
Carl Rogera (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi
pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
- keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
- menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
- keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Factor yang mempebgaruhi
pertumbuhan personal ;
1. Faktor
biologis
Karakteristik anggota tubuh yang
berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2. Faktor
geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya
pertumbuhan personal seseorang.
3.
Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan
juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti
setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Selain itu, ada satu hal yang
tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah
komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan
pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.
Schneiders
(1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang
baik (well adjustment person) adalah mereka dengan segala keterbatasannya,
kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri
sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan
memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan
energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan. Matang
artinya bahwa individu tersebut dapat memulai dengan melihat dan menilai
situasi dengan kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat artinya bahwa apa yang
dilakukan individu tersebut bertujuan untuk kemanusiaan, berguna dalam lingkungan
sosial, dan yang berhubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, memuaskan artinya bahwa
apa yang dilakukan individu tersebut dapat menimbulkan perasaan puas pada
dirinya dan membawa dampak yang baik pada dirinya dalam bereaksi selanjutnya.
Mereka juga dapat menyelesaikan konflik-konflik mental, frustasi dan
kesulitan-kesulitan dalam diri maupun kesulitan yang berhubungan dengan
lingkungan sosialnya serta tidak menunjukkan perilaku yang memperlihatkan
gejala menyimpang.
Selain itu, Schneiders (1964: 52) mengemukakan penyesuaian diri bersifat relatif, hal tersebut dikarenakan beberapa hal berikut:
- Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mengubah atau memenuhi banyaknya tuntutan yang ada pada dirinya. Kemampuan ini dapat berbeda-beda pada masing-masing individu sesuai dengan kepribadian dan tahap perkembangannya.
- Kualitas penyesuaian diri yang dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi masyarakat dan kebudayaan tempat penyesuaian diri dilakukan.
- Adanya perbedaan dari masing-masing individu karena pada dasarnya setiap individu memiliki saat-saat yang baik dan buruk dalam melakukan penyesuaian diri, tidak terkecuali bagi individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment) karena terkadang ia pun dapat mengalami situasi yang tidak dapat dihadapi atau diselesaikannya.
Variasi
Penyesuaian Diri
Schneiders (1964: 429) mengungkapkan setiap individu memiliki pola penyesuaian yang khas terhadap setiap situasi dan kondisi serta lingkungan yang dihadapinya. Bagaimana individu menyesuaikan diri di lingkungan rumah dan keluarganya, di sekolahnya, bagaimana individu dapat menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, serta cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial menentukan adanya variasi penyesuaian diri (Varietas of Adjustment), artinya adanya klasifikasi penyesuaian diri yang berdasarkan pada masalah dan situasi yang dihadapi dan berkaitan dengan tuntutan lingkungan. Empat variasi penyesuaian diri yang lebih penting dan krusial dalam kehidupan seorang manusia yaitu:
- Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
- Penyesuaian sosial (Social Adjustment)
- Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment)
- Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment)
Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi
besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain lain.
(Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 1998 : 44)
Pengertian pertumbuhan personal
Manusia merupakan makhluk individu.
Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik
dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa
individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang
khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta
pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta
langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan
melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami
pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat
panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga.
Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita
lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan
suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi
dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam
lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu
juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki
suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka
secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah
hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat
yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di
jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu
individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan
aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam
kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam
lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang
religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
Terjadinya perubahan pada seseorang
secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar
melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin
sendiri yang menimbulkan reflexions.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
- Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti
memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal
ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku.
Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak
semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
- Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik
akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan
antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap
individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak
adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu
keadaan yang tidak baik pula.
- Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat
mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang
ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki
kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan
pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan
memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka
terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
- Aliran asosiasi
perubahan terhadap seseorang secara
bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui
panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai
keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
- Psikologi gestalt
pertumbuhan adalah proses perubahan
secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan,
baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
- Aliran sosiologi
Pertumbuhan adalah proses sosialisasi
yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian
tahap demi tahap disosialisasikan.
Pertumbuhan individu sangat penting
untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan
berguna untuk sesamanya.
Daftar Pustaka :
Semium, yustinus.2006.kesehatan mental 1.kanisius:Jakarta
Christensen.j.paula.2009.proses keperawatan.buku kedokteran EGC :
Jakarta
Schneiders,
A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Rinehart &
Winston.
Wasty,
Soemanto, Drs, MPd. (1998). Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Yusuf,S.
(2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.